puiSi itU iNdah.... ilMu iTu luAs...

Thursday, September 20, 2012

Cita sejati


Aku... hanyalah seorang anak manusia.. yang tersedak hening di tengah hempasan dimensi kehidupan.

Aku... hanyalah sebingkai raga berbentuk.. yang terarak sendu di antara hujatan angin masa.

Aku... hanyalah sebilah sukma kelabu.. yang menyayat halus tirai harmoni di dalam kebisuan bumi.

Aku... hanyalah sepenggal kata yang rapuh.. yang coba tuk merangkai letih di atas bait-bait rindu melodi jiwa.




Aku... hanyalah seonggok hampa yang mencoba tuk lukiskan angan di bawah derai naungan perasaan.

Aku... hanyalah aku.. yang slalu mencipta secercah gambaran hakikat diriku.

Ya, itulah aku... yang selalu terpaung riuh, mendulang arakan rinai beribu pertanyaan.

Apakah tujuan dan arti hidupku yang sesungguhnya?

Diriku terus bertanya-tanya kepada hati kecilku...

Hingga akhirnya kini telah kutemukan satu tujuan pasti.. yang kan menyapu bersih segenap rona perjalanan hidupku dan takkan pernah lekang oleh waktu sekalipun...

Ya.... menggapai cita sejatiku....
 

Hidup


Aku tak larat

aku memang tak larat

tak tahan lagi

bangun pagi-pagi

tapi aku terima

hakikat ini

sampai mati.
















Awan larat

memang berat

seperti besi karat.



Hidup yang pahit

dengan tulang dua kerat

hari-hari perut di sumbat

dengan makanan dan kerabat

itu juga satu hakikat.



Semua ini metafora

dalam belukar

perumpamaan hidup

yang berat.



Kita semua akan berkarat

semakin hari tak larat

merasa kalau sempat

nikmat hidup keramat.



Itu pun kalau sempat.
 

Pendosa



rasa mulai hilang dari alam
rumput tak lagi mau di pijak
aku mulai resah ketika tuhan tak lagi peduli
diriku tergantung diatas nirwana sunyi

dahan enggan menutupi tubuh yang angkuh
ranting ranting menjauh dari jari hidup
tubuh terhempas antara badai kesunyian
hati menjadi pendosa sejati yang sunyi

akankah alam menyapa diri dari keangkuhan hati?
ataukah malaikat mulai jenuh oleh perasaan hati
mungkinkah tuhan memaafkan dosa JASAD INI?
ataukah tuhan akan menjauh dariku?


















aku hanya bisa berharap tanpa harus berucap
kutengadahkan tangan memohon ampunan
kusiram tubuhku dengan secangkir kesucian
tuk kudapatkan segenggam penebusan
berlutut tubuh ku lemas tak bernyawa
dihadapanmu tuhan pemilik alam semesta

ku hanya setetes air dari lautan suram
mencari titik yang tak bernoda
titik tidak menimbulkan tinta
tapi tinta yang menimbulkan titik
cantik tidak menimbulkan cinta
cintalah yang menimbulkan cantik
diri tidak terbakar oleh dosa
tapi dosa yang membakar diri
ku ingin mencari jalanmu yang abadi…

Malam


Malam ini menceritakan penatnya hidupku
Gelap telah mewarnai isi hatiku
Hitam yang sedikit tersebar di relung jiwa
Terkobarkan bendera kematian bagi kebahagiaan……..















Apakah kata ini memenangkannya
Yang mengalahkan kacau balaunya hidup ini
Ataukah aku hanya seperti duri
Yang memberikan luka bagi diriku sendiri

Mata ini merah karena menangis
Memberikan air mata disetiap cerita ini
Yang tampak hanyalah kesedihan di hari ini
Apakah aku bisa memberi pelangi untukku sendiri…….

Awan tak memberi jawab untukku
Walaupun aku ingin ada pelangi di hatiku
Seperti apakah aku saat ini
Apakah aku pantas seperti debu yang tak berwujud……..

Tuesday, September 18, 2012

Apa itu cinta?Mengapa aku harus bercinta?


PERHATIAN:
DENGARLAH KAUM WANITA YANG AKU HORMATI,
 LUAHAN HATI SEORANG LELAKI INI JIKA MASIH TERCARI CINTA PERTAMA



Apa itu cinta?Mengapa aku harus bercinta?Perlu ke aku bercinta? Cinta itu terlalu banyak maksud. tapi bagi aku, cinta itu adalah satu perasaan sayang terhadap insan yang dikasihi ,ingin melindungi dia dan cinta itu satu tanggungjawab.

Wahai kaum wanita yang aku hormati,bagi korang yang masih belum bercinta terutama remaja, lebih baik korang fikir masak-masak untuk bercinta. Sanggupkah korang habiskan masa remaja korang dengan bercinta? Aku nasihatkan enjoylah dulu dunia bersama kawan-kawan karib.
Masa bersama kawan-kawan adalah masa yang berharga.Kerana masa untuk bersama kawan-kawan terlalu singkat berbanding masa korang habiskan bersama pasangan selepas kahwin. Selepas kahwin, korang dah jarang akan keluar dengan kawan-kawan..



Wahai kaum wanita yang aku hormati,jika korang rasa korang sanggup, fikirkan pula bersediakah korang untuk bercinta dan kemudian dilukai selepas ditinggalkan. korang dah cukup kuat untuk melalui hari-hari korang dilukai selepas itu? Kebanyakkan mereka yang dilukai hanya mampu mencurahkan rasa sakit hati ditinggalkan kepada kawan lelaki yang lain kemudiannya dia pula menjadi kekasih korang selepas lelaki itu tahu terdapat kekosongan didalam hati korang..

Wahai kaum wanita yang aku hormati, kenapa korang bercinta? Aku yakin korang hanya bercinta kerana suka melayan perasaan dihargai pasangan. Jangan biarkan nafsu itu menguasai diri.. Jika benar dia cinta korang, dia akan sanggup tunggu korang dan dia tidak akan menyentuh korang. Dia akan jaga korang sehabis baik dan akan jadikan korang isteri yang solehah..

Wahai kaum wanita yang aku hormati, sesungguhnya seorang lelaki itu seharusnya menghormati korang...Korang bukan barang untuk disepak-sepak.Korang bukanlah mesin pembuat air mata.. Air mata korang itu amat bernilai.. Korang bukanlah mesin melahirkan manusia. Kasihanilah anak-anak yang dilahirkan didunia tanpa pintanya...Janganlah engkau bunuh dia....




Wahai kaum wanita yang aku hormati, dengarlah nasihat aku yang terakhir, carilah cinta itu melalui hati, bukan melalui paras rupa. Bersabar jika korang masih belum temui cinta korang, cinta pertama itu lebih indah jika dibawa ke pelamin!

IRAN buru pembuat filem hina nabi HIDUP atau MATI




Wakil Presiden Iran, Muhammad Reza Rahimi bersumpah negaranya bakal memburu produser film The Innocence of Muslims sampai tertangkap hidup atau mati.

Kantor berita Reuters melaporkan, Senin (17/9), Rahimi menegaskan pemerintah Iran mengutuk film menghina Nabi Muhammad itu. 
mencari, memburu, dan mengejar orang telah menghina 1,5 miliar umat Islam sedunia itu," katanya seperti dikutip kantor berita The Mehr.


Film anti-Islam ini dibuat oleh Sam Bacile, seorang Yahudi-Amerika keturunan Mesir. Film berdurasi dua jam itu menggambarkan Nabi Muhammad sebagai penipu dan tukang merayu.

Rahimi tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana Iran akan memburu pembuat film itu. Kontroversi The Innocence of Muslims juga menjadi bahasan dalam sidang kabinet Iran dipimpin oleh Rahimi.

Sebelumnya, pada 1989 pemimpin Revolusi Iran Ayatullah Khomeini memfatwa mati Salman Rushdie, penulis buku Ayat-ayat Setan yang isinya juga menghina Nabi Muhammad.

Yayasan Khordad di Iran juga telah menaikkan hadiah sayembara bagi siapa saja berhasil membunuh Salman Rushdie, penulis Inggris berdarah India. Nilainya meningkat dari Rp 26,6 miliar menjadi Rp 31,4 miliar.

Film ini telah menimbulkan unjuk rasa besar-besaran anti-Amerika Serikat di Timur Tengah dan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.


MALAYSIA?????
*sumber: MEHR/IRIB/MERDEKA

Agama dan Falsafah

Apakah filsafat itu? Bagaimana definisinya? Demikianlah pertanyaan pertama yang kita hadapi tatkala akan memikirkan ilmu falsafah. Istilah"falsafah" dapat ditinjau dari dua segi, yakni: 

a. Segi semantik: 
berasal dari bahasa Arab 'falsafah',yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' =cinta, suka (loving), dan 'sophia' = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf". Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuanhidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan. 

b. Segi praktis : 
dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam fikiran' atau 'alam berfikir'. Berfilsafat artinya berfikir. Namun tidak semua berfikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah slogan mengatakan bahwa"setiap manusia adalah filsuf". Slogan ini benar juga, sebab semua manusia berfikir. Akan tetapi secara umum ia jadi tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berfikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafah adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. 





a. Filsafat dan agama 
Dalam buku Filsafat Agama karangan Dr. H. Rosjidi diuraikan tentang perbezaan filsafat dengan agama, sebab kedua kata tersebut sering difahami secara keliru. 

Filsafat 
1) Filsafat bererti berfikir, jadi yang penting ialah ia dapat berfikir. 
2) Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk memahami. 
3) C.S. Lewis membedakan 'enjoyment' dan 'contemplation', misalnya laki-laki mencintai perempuan. Rasa cinta disebut 'enjoyment', sedangkan memikirkan rasa cintanya disebut 'contemplation', iaitu fikiran si pecinta tentang rasa cintanya itu. 
4) Filsafat banyak berhubungan dengan fikiran yang dingin dan tenang. 
5) Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang dan jernih dan dapat dilihat dasarnya. 
6) Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak. 
7) Filsafat, walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering mengeruhkan pikiran pemeluknya. 
8 ) Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan argumen, walaupun argumennya sendiri. 

Agama 
1) Agama bererti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu. 
2) Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan. 
3) Agama dapat dikiaskan dengan 'enjoyment' atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian (dedication) atau 'contentment'. 
4) Agama banyak berhubungan dengan hati. 
5) Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari empangan. 
6) Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri. 
7) Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya. 

Jadi falsafah penting dalam mempelajari agama. Demikianlah antara lain perbezaan yang terdapat dalam filsafat dan agama menurut Dr. H. Rosjidi. 
Sebagai muslim, akal bukan segal-galanya. Untuk mencari kebenaran kadang-kadang tidak dapat difikir oleh logik akal tetapi memerlukan panduan Al Quran dan Hadith. Oleh itu awas dengan pemikiran sesat Aristotle yg menyatakan akal adalah segala-gala dalam mencari kebenaran. 

(sedutan dari Filsafat Agama karangan Dr. H. Rosjidi)

Wednesday, September 12, 2012

Adakah Anda Layak Berpoligami?




Skop ini kepada siapa sebenarnya yang layak berpoligami dan siapa pula yang tidak layak. Dengan tulisan ini, diharapkan anda yang disenaraikan boleh membuat persiapan sama ada untuk meneruskannya atau menarik diri daripada poligami.

Tidak layak
1 Takut kepada isteri
2 Kurang komunikasi lalu menyalahkan isteri
3 Tidak sayang isteri lalu suka memukulnya
4 Isteri lebih kaya lalu hidupnya dikawal isteri
5 Putus hubungan dengan Allah

Layak
1.Takut kepada Allah
2.Selalu komunikasi dan mendidik iman isteri
3.Cintakan isteri kerana Allah
4.Suami kaya dan kehidupan isteri ditentukannya
5.Selalu berhubung dengan Allah apatah lagi waktu susah




Anda boleh nilai diri sendiri di mana kedudukan anda. Terpulanglah kepada anda sama mahu buat perubahan atau tidak. Untuk lebih jelas, saya perpanjangkan dua bahagian tersebut supaya alasannya dapat diterima oleh semua pihak.

Takut kepada Isteri, ini penyakit kebanyakan suami sama ada suaminya kaya atau miskin. Dia tidak berani berterus terang dengan isterinya tentang dia mahu berkahwin lagi. Akhirnya dia buat keputusan untuk kahwin di luar negara.

Memang lelaki ini tidak layak berkahwin kerana lazimnya suami ini akan menipu isterinya atau berlaku zalim terhadap isterinya sama ada isteri pertama atau isteri baru.

Takut kepada isteri juga berlaku kepada suami yang apabila menyatakan hasrat hendak berkahwin lain kepada isterinya, lalu ditentang oleh isterinya itu. Dengan tentangan itu dia jadi kecut lalu tidak berani untuk meneruskan hasratnya lagi.

Dengan hati yang sedih bakal isteri barunya akan mendesak. Maka untuk memuaskan desakan dia berkahwin di luar negara. Dengan perkahwinan ini dia sekali lagi akan menipu isterinya. Bukan itu sahaja, kehidupannya juga tidak selesa kerana asyik dengan penipuan sepanjang hidup.

Takut kepada isteri juga berlaku kepada suami yang tidak mampu buat keputasan untuk kebaikan dirinya dan isterinya. Setelah dia memberitahu isterinya tentang hasrat berkahwin lagi, isterinya meminta dia menceraikannya atau mengugut untuk bunuh diri.

Kerana sayangkan isteri dia batalkan perkahwinan keduanya. Suami ini memang tidak layak berkahwin lagi kerana tidak pandai mendidik isteri ke arah takut kepada Allah.

Kurang komunikasi dengan isteri secara baik, tidak melayakkannya berkahwin lain kerana keadaan yang sama akan berlaku kepada isteri yang baru. Suami ini akan selalu menyalahkan isterinya atas kegagalan rumah tangganya. Dia tidak ada masa untuk mendidik isterinya supaya takut dan bertaqwa kepada Allah. Atau isterinya tiada peluang untuk berbincang dengannya apa yang terbaik untuk rumah tangga mereka.

Kalau begitulah sikapnya, berapa ramai isterinya sekali pun, amalan yang sama akan berlaku. Salahnya bukan pada isteri tetapi kepadanya yang tidak pandai berkomunikasi yang terbaik. Dia mungkin boleh berkumunikasi dengan orang ramai apatah lagi wanita yang dia inginkan, tetapi itu sekadar lakonan. Nanti setelah menjadi isteri, semuanya akan terbongkar.

Tidak sayangkan isterinya mungkin berlaku setelah lama berkahwin apatah lagi setelah bertemu orang lain yang boleh dijadikan mangsanya. Lelakilah yang diibaratkan “habis madu sepah dibuang”. Kesan daripada tidak sayangkan isteri dia suka mendera isterinya. Padahal dia tidak pernah memberitahu isteri apa yang dia mahu kepada isteri untuk mengembalikan kasih sayang kepada isterinya.

Kalau dia tidak sayangkan isteri dalam keadaan itu, tidak mustahil setelah dia berkahwin dengan isteri baru, perkara yang sama akan berlaku. Dia juga akan rasa jemu kepada isterinya lalu tidak sayang kepadanaya. Penderaan juga akan dilakukan jika dia mahu. Oleh sebab itu dia tidak layak berpoligami. Jadi, mana-mana wanita yang mahu menerima tawaran poligami harus melihat sejarah bakal suaminya itu.

Isteri yang lebih kaya daripada suami malah isteri yang membiayai kehidupannya sememangnya tidak layak untuknya berkahwin lagi. Logiknya, kalau dia berkahwin lain, dengan apa pula dia boleh memberi nafakah kepada isteri barunya?

Putus hubungan dengan Allah merujuk kepada agama suaminya. Kalau si suami tidak pernah sujud kepada Allah atau sesekali sahaja sujud kepada Allah, bagaimana dia boleh berhubung dengan Allah. Mereka yang putus hubungan dengan Allah, dia akan putus hubungan dengan manusia.

Mereka ini akan gelap masa depannya kerana tidak dapat bantuan Allah. Jelas, lelaki ini tidak layak berpoligami kerana orang yang berpoligami adalah orang hampir dengan Allah.

Adakah anda layak?

Jika anda tersenarai sebagai tidak layak dan boleh membuat perubahan seperti yang dijelaskan di atas, tidak mustahil anda layak untuk berpoligami. Tapi ingat, bukan senang untuk berubah, kalau anda tidak benar-benar memiliki ciri-ciri orang yang layak seperti yang disenaraikan di atas.

Secara mudahnya saya nyatakan di sini, mereka yang layak ialah orang yang ada iman dan taqwa yang mendalam terhadap Allah. Oleh sebab itulah kalau anda lihat realiti pada hari ini, siapa yang berjaya dalam poligami. Kita boleh lihat di kampung-kampung pak lebai yang sering ke masjid ada empat isteri atau sekurang-kurangnya dua isteri.

Kalau kita pergi ke pondok-pondok pengajian, kita lihat tok-tok gurunya ada dua atau tiga isteri. Begitu juga ustaz-ustaz yang merata di dunia ini, boleh memiliki dua isteri atau lebih. Mereka ini sudah pasti memiliki ciri-ciri di atas. Yang pasti isteri mereka bahagia dengan suami mereka.

Mahukah anda jadi seperti mereka? Jika mahu tingkatkan iman dan taqwa. Untuk itu belajarlah dengan mereka yang berjaya. 

AIR MATAKU MAHAL... TAPI AKU MENANGIS SEMAHU-MAHUNYA UNTUK INI

Abu Qudamah dahulu dikenal sebagai orang yang hatinya dipenuhi kecintaan akan jihad fi sabilillah. Tidak pernah dia mendengar akan jihad fi sabilillah, atau adanya perang antara kaum muslimin dengan orang kafir, kecuali dia selalu ikut serta berjuang di pihak kaum muslimin.

Suatu ketika sedang ia duduk-duduk di Masjidil Haram, ada seseorang yang menghampirinya seraya berkata: "Hai Abu Qudamah, anda adalah orang yang gemar berjihad di jalan Allah, maka ceritakanlah peristiwa paling ajaib yang pernah kau alami dalam berjihad."

"Baiklah, aku akan menceritakannya bagi kalian," kata Abu Qudamah.

"Suatu ketika aku berangkat bersama beberapa sahabatku untuk memerangi kaum Salibis di beberapa pos kawalan dekat sempadan. Dalam perjalanan itu aku melalui kota Raqqah (sebuah kota di Iraq, dekat sungai Eufrat).

Di sana aku membeli seekor unta yang akan kugunakan untuk membawa persenjataanku. Di samping itu aku mengajak warga kota melalui masjid-masjid, untuk ikut serta dalam jihad dan berinfaq fi sabilillah.

Menjelang malamnya, ada orang yang mengetuk pintu. Tatkala kubukakan, ternyata ada seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan pakaiannya.

"Apa yang anda inginkan?" tanyaku.
"Andakah yang bernama Abu Qudamah?" katanya balik bertanya.
"Benar," jawabku.

"Andakah yang hari ini mengumpulkan dana untuk membantu jihad di perbatasan?" tanyanya kembali.

"Ya, benar," jawabku.
Maka wanita itu menyerahkan secarik kertas dan sebuah bungkusan terikat, kemudian berpaling sambil menangis.




Pada kertas itu tertulis, "Anda mengajak kami untuk ikut berjihad, namun aku tidak sanggup untuk itu. Maka kupotong dua pintal rambut kesayanganku (1)­­ agar anda jadikan sebagai tali kuda Anda. Kuharap bila Allah melihatnya pada kuda Anda dalam jihad, Dia mengampuni dosaku kerananya."

"Demi Allah, aku kagum atas semangat dan kegigihannya untuk ikut berjihad, demikian pula dengan kerinduannya untuk mendapat ampunan Allah dan Syurga-Nya," kata Abu Qudamah.

Keesokan harinya, aku bersama sahabatku berangkat meninggalkan Raqqah.
Tatkala kami tiba dimedan Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seseorang penunggang kuda yang memanggil-manggil,

"Hai Abu Qudamah.. Hai Abu Qudamah.. tunggulah sebentar, semoga Allah merahmatimu," laung orang itu.

"Kalian berangkat dahulu, biar aku yang mencari siapa orang ini," perintahku kepada para sahabatku.

Ketika aku hendak menyapanya, orang itu mendahuluiku dan mengatakan, "Segala puji bagi Allah yang mengizinkanku untuk ikut bersamamu, dan tidak menolak penyertaanku."

"Apa yang kau inginkan?" tanyaku.
"Aku ingin ikut bersamamu memerangi orang-orang kafir," jawabnya.

"Perlihatkan wajahmu, aku ingin lihat, kalau engkau memang cukup dewasa dan wajib berjihad, akan aku terima. Namun jika masih kecil dan tidak wajib berjihad, terpaksa kutolak." kataku.

Ketika ia menyingkap wajahnya, tampaklah olehku wajah yang putih bersinar bak bulan purnama. Ternyata ia masih muda belia, dan umurnya baru 17 tahun.

"Wahai anakku, apakah kamu memiliki ayah?" tanyaku.
"Ayah terbunuh di tangan kaum Salibis dan aku ingin ikut bersamamu untuk memerangi orang-orang yang membunuh ayahku," jawabnya.

Bagaimana dengan ibumu, masih hidupkah dia?" tanyaku lagi.
"Ya," jawabnya.
"Kembalilah ke ibumu dan jagalah ia baik-baik, kerana syurga ada di bawah telapak kakinya," pintaku kepadanya.

"Kau tidak kenal ibuku?" tanyanya
"Tidak," jawabku.

"Ibuku ialah pemilik amanah itu," katanya.
"Amanah yang mana," tanyaku
"Dialah yang mengamanahkan tali kuda itu," jawabnya.
"Tali kuda yang mana?" tanyaku kehairanan.

"Subhanallah..!! Alangkah pelupanya Anda ini, tidak ingatkah Anda dengan wanita yang datang malam tadi menyerahkan seutas tali kuda dan bingkisan?"
"Ya , aku ingat," jawabku.

"Dialah ibuku! Dia menyuruhku untuk berjihad bersamamu dan mengambil sumpah dariku supaya aku tidak kembali lagi," katanya.

"Ibuku berkata, "Wahai anakku, jika kamu telah berhadapan dengan musuh, maka janganlah kamu melarikan diri. Persembahkanlah jiwamu untuk Allah.
Mintalah kedudukan di sisi-Nya, dan mintalah agar engkau ditempatkan bersama ayah dan bapa saudaramu di Jannah. Jika Allah mengurniaimu mati syahid, maka mintalah syafa'at bagiku."

Kemudian ibu memelukku, lalu mendongakkan kepalanya ke langit seraya berkata, "Ya Allah.. Ya Ilahi.. inilah puteraku, buah hati dan belahan jiwaku, kupersembahkan dia untukmu, maka dekatkanlah dia dengan ayahnya."

"Aku benar-benar takjub dengan anak ini," kata Abu Qudamah, lalu anak itupun segera merayu, "Kerananya, kumohon atas nama Allah, janganlah engkau halangi aku untuk berjihad bersamamu. InsyaaAllah akulah asy-syahid putra asy-syahid. Aku telah hafal al-Qur'an. Aku juga pandai menunggang kuda dan memanah. Maka janganlah meremehkanku hanya karena usiaku yang masih muda," kata anak itu memelas.

Setelah mendengar permintaannya aku tidak upaya melarangnya, maka kusertakanlah ia bersamaku.

Demi Allah, ternyata tidak pernah kulihat orang yang lebih cekap darinya. Ketika pasukan bergerak, dialah yang tercepat ketika kami singgah untuk beristirahat, dialah yang paling sibuk menguruskan kami, sedang lidahnya tidak pernah berhenti dari dzikrullah sama sekali.

Kemudian kamipun singgah di suatu tempat dekat pos sempadan. Semasa itu matahari hampir tenggelam dan kami dalam keadaan berpuasa. Maka ketika kami hendak menyiapkan hidangan untuk berbuka dan makan malam, pemuda itu bersumpah atas nama Allah bahawa ialah yang akan menyiapkannya.
Tentu saja kami melarangnya kerana ia baru saja keletihan kerana perjalanan yanh jauh tadi.

Akan tetapi pemuda itu berkeras untuk menyiapkan hidangan bagi kami.
Maka ketika kami beristirahat di suatu tempat, kami katakan kepadanya, "Jauhkan sedikit agar asap kayu apimu tidak mengganggu kami."

Maka pemuda itupun mengambil tempat yang agak jauh dari kami untuk memasak. Akan tetapi ia itu tidak kunjung tiba. Mereka merasa bahawa ia agak terlambat menyiapkan hidangan mereka.

"Hai Abu Qudamah, tengoklah pemuda itu. Ia telah terlalu lama memasak.
Apa dah jadi dengannya?" pinta seseorang kepadaku. Lalu aku bergegas menemuinya, maka kudapati pemuda itu telah menyalakan api unggun dan memasak sesuatu di atasnya. Tetapi kerana terlalu letih, iapun tertidur sambil menyandarkan kepalanya pada sebuah batu.

Melihat keadaanya yang seperti itu, sungguh demi Allah aku tidak sampai hati mengganggu tidurnya, namun aku juga tidak mungkin kembali kepada sahabat-sahabatku dengan tangan hampa, kerana sampai sekarang kami belum memakan apa-apa.

Akhirnya kuputuskan untuk menyiapkan makanan itu sendiri. Akupun mula menyediakan masakan, sambil memasak, sesekali aku memandang pemuda itu. Suatu ketika terlihat olehku bahawa anak muda itu tersenyum. Lalu perlahan-lahan senyumnya makin melebar dan mulailah ia tertawa kegirangan.

Aku merasa takjub melihat tingkah lakunya itu, kemudian ia tersentak dari mimpinya dan terbangun.

Ketika melihatku menyiapkan masakan sendirian, ia nampak gugup dan terburu-buru mengatakan, "Pak cik, maafkan aku, nampaknya aku terlambat menyiapkan makanan bagi kalian."

"Ah tidak, sebenarnya kamu tidak terlambat ," jawabku.
"Sudah, tinggalkan saja masakan ini, biar aku yang menyiapkannya, aku adalah pelayan kalian selama jihad," kata pemuda itu.

"Tidak," sahutku, "Demi Allah, engkau tidak kuizinkan menyiapkan apa-apa bagi kami sampai engkau menceritakan kepadaku apa yang membuatmu tertawa sewaktu tidur tadi? Keadaanmu sungguh menghairankan," ujarku.

"Pak cik, itu cuma mimpi yang kulihat sewaktu tidur," kata pemuda itu.
"Mimpi apa yang engkau lihat?" tanyaku.

"Sudahlah, tidak usah bertanya tentangnya. Ini masalah pribadi antara aku dengan Allah," sahut pemuda itu.
"Tidak boleh "Mimpi apa yang engkau lihat?" tanyaku.

"Sudahlah, tidak usah bertanya tentangnya. Ini masalah pribadi antara aku dengan Allah," sahut pemuda itu.
"Tidak boleh, kumohon atas nama Allah agar kamu menceritakannya," kataku.

"Pak cik, dalam mimpi tadi aku melihat seakan aku berada di Jannah, kudapati Jannah itu dalam segala keindahan dan keanggunannya, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam al-Qur'an.

Ketika aku berjalan-jalan di dalamnya dengan rasa kagum, tiba-tiba terlihat olehku sebuah istana megah yang berkilauan, dindingnya dari emas dan perak, tiangnya dari mutiara dan batu permata, dan gerbangnya dari emas.

Di tiang itu ada kerai-kerai yang terjuntai, lalu perlahan kerai itu tersingkap dan nampaklah gadis-gadis remaja yang cantik jelita, wajah mereka bersinar bak rembulan."

Kutatap wajah-wajah cantik itu dengan penuh kekaguman, sungguh, kecantikan yang luar biasa, kelu lidahku, lalu muncullah seorang gadis lain yang lebih cantik dari mereka, dengan telunjuknya ia memberi isyarat kepada gadis yang ada di sampingnya seraya mengatakan, "Inilah (calon) suami al-Mardhiyyah.. ya, dialah calon suaminya.. benar, dialah orangnya!"

Aku tidak faham siapa itu al-Mardhiyyah, maka aku bertanya kepadanya, "Kamukah al-Mardhiyyah..?"

"Aku hanyalah satu di antara dayang-dayang al-Mardhiyyah.." katanya.
"Anda ingin bertemu dengan al-Mardhiyyah..?" tanya gadis itu.

"Kemarilah.. masuklah ke sini, semoga Allah merahmatimu," serunya.




Tiba-tiba kulihat diatasnya ada sebuah bilik dari emas merah.. dalam bilik itu ada tilam yang bertahtakan permata hijau dan kaki-kakinya terbuat dari perak putih yang berkilauan.

Dan di atasnya.. seorang gadis remaja dengan wajah bersinar laksana surya!! Kalaulah Allah tidak memantapkan hati dan penglihatanku, niscaya butalah mataku dan hilanglah akalku kerana tidak kuasa menatap kecantikannya..!!!
Tatkala ia menatapku, ia menyambutku seraya berkata, "Selamat datang, hai Wali Allah dan Kekasih-Nya. Aku diciptakan untukmu, dan engkau adalah milikku."

Mendengar suara merdu itu, aku berusaha mendekatinya dan menyentuhnya..
namun sebelum tanganku sampai kepadanya, ia berkata, "Wahai kekasihku dan tambatan hatiku.. semoga Allah menjauhkanmu dari segala kekejian.. urusanmu di dunia masih tersisa sedikit.. InsyaaAllah besok kita akan bertemu selepas Ashar."
Akupun tersenyum dan senang mendengarnya."

Abu Qudamah melanjutkan, "Selesai mendengar cerita si pemuda yang indah tadi, aku berkata kepadanya, "InsyaaAllah mimpimu merupakan pertanda baik."

Lalu kamipun makan hidangan tadi bersama-sama, kemudian meneruskan perjalanan kami menuju pos perbatasan.

**************************************************************************
catatatan :

1. Ibnul Jauzi dalam syarahnya mengatakan, "Wanita ini niatnya baik, namun caranya keliru kerana ia tidak tahu bahawa perbuatannya itu - yakni memotong ikatan rambutrnya - terlarang, kerananya dalam hal ini kita hanya mengikuti niatnya saja."

**************************************************************************

Setibanya di pos perbatasan kami menurunkan semua muatan dan bermalam di sana. Keesokan harinya setelah menunaikan sholat fajar, kita bergerak ke medan pertempuran untuk menghadapi musuh.

Panglima (Comandant) bangun untuk mengatur barisan. Ia membaca permulaan Surat al-Anfaal. Ia mengingatkan kami akan besarnya pahala jihad fi sabilillah dan mati syahid, sambil terus mengobarkan semangat jihad kaum muslimin.

Abu Qudamah menceritakan, "Tatkala kuperhatikan orang-orang di sekitarku, kudapati masing-masing dari mereka mengumpulkan anak buahnya di kelilingnya. Adapun si pemuda, ia tidak punya ayah yang memanggilnya, atau bapa saudara yang mengajaknya, dan tidak pula saudara yang mendampinginya.

Akupun terus mengikuti dan memperhatikan gerak-geriknya, lalu terlihatlah olehku bahawa ia berada di barisan terdepan. Maka segeralah kukejar dia, kusibak barisan demi barisan hingga sampai kepadanya, kemudian aku berkata, "Wahai anakku, apakah engkau ada pengalaman berperang..?"

"Tidak.. tidak pernah. Ini justru pertempuranku yang pertama kali melawan orang kafir," jawab pemuda itu.

"Wahai anakku, sesungguhnya perkara ini tidak semudah yang engkau bayangkan, ini adalah peperangan. Satu pertumpahan darah di tengah gemerincingnya pedang, ringkikan kuda, dan hujan panah.

Wahai anakku, sebaiknya engkau ambil tempat di belakang saja. Jika kita menang engkaupun ikut menang, namun jika kita kalah engkau tidak menjadi korban pertama," pintaku kepadanya.

Lalu dengan tatapan penuh kehairanan ia berkata," Pak cik, engkau berkata seperti itu kepadaku..!?"
"Ya, aku mengatakan seperti itu kepadamu," jawabku.

"Pak cik.. apa engkau menginginkanku jadi penghuni neraka..?" tanyanya.
"A'uudzubillaah!! Sungguh, bukan begitu.. kita semua tidak berada di medan jihad seperti ini kecuali kerana lari dari neraka dan memburu syurga," jawabku.

Lalu kata si pemuda, "Sesungguhnya Allah berfirman, "Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka(mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (strategi) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya itu."(QS. Al-Anfaal: 15-16)

"Adakah Pak cik menginginkan aku berpaling membelakangi mereka sehingga tempat kembaliku adalah neraka?" tanyanya.

Akupun hairan dengan kegigihannya dan sikapnya yang memegang teguh ayat tersebut. Kemudian aku berusaha menjelaskan, "Wahai anakku, ayat itu maksudnya bukan seperti yang engkau katakan." Namun tetap saja ia berkeras tidak mau berpindah ke belakang.

Akupun menarik tangannya secara paksa, membawa ke akhir barisan. Namun ia justru menarik lengannya kembali seakan ingin melepaskan diri dari genggamanku. Lalu perangpun dimulai dan aku terhalang oleh pasukan berkuda darinya.

Dalam kancah pertempuran itu terdengarlah derap kaki kuda, diiringi gemerincing pedang dan hujan panah, lalu mulalah kepala-kepala berjatuhan satu-persatu. Bau hanyir darah tercium di mana-mana. Tangan dan kaki bergelimpangan. Dan tubuh-tubuh tidak bernyawa terbujur bermandi darah.

Demi Allah, perang itu telah menyibukkan setiap orang akan dirinya sendiri dan melupakan orang lain. Sebatan dan kilatan pedang di atas kepala yang tidak henti-hentinya, menjadikan suhu memuncak, seakan-akan ada tungku api yang menyala di atas kami.

Perangpun makin memuncak, kedua pasukan bertempur habis-habisan sampai matahari tergelincir dan masuk waktu zhuhur. Ketika itulah Allah berkenan menganugerahkan kemenangan bagi kaum muslimin, dan pasukan Salib lari tunggang-langgang.

Setelah mereka kalah dan berundur, aku berkumpul bersama beberapa orang sahabatku untuk menunaikan sholat zhuhur. Selepas sholat, mulailah masing-masing dari kami mencari sanak keluarganya di antara para korban perang.

Sedangkan si pemuda itu.. tidak ada seorangpun yang mencarinya atau menanyakan khabarnya. Maka kukatakan dalam hati, "Aku harus mencarinya dan mengetahui keadaannya, barangkali ia terbunuh, terluka atau jatuh dalam tawanan musuh?"

Akupun mulai mencarinya di tengah para korban, aku menoleh ke kanan dan kiri kalau-kalau ia terlihat olehku. Di masa itulah aku mendengar ada suara yang lemah di belakangku yang mengatakan, "Saudara-saudara.. tolong panggilkan pak cik ku Abu Qudamah kemari.. panggilkan Abu Qudamah kemari."

Aku menoleh kearah suara tadi, ternyata tubuh itu ialah tubuh si pemuda dan ternyata puluhan tombak telah menusuk tubuhnya. Ia terpijak oleh pasukan berkuda. Dari mulutnya keluar darah segar. Badannya terkoyak-koyak (luka) dan tulangnya patah teruk.

Ia terlantar seorang diri di tengah padang pasir. Maka aku segera bersimpuh di hadapannya dan berteriak sekuat tenagaku, "Akulah Abu Qudamah..!! Aku ada di sampingmu..!!"

"Segala puji bagi Allah yang masih menghidupkanku hingga aku dapat berwasiat kepadamu.. maka dengarlah baik-baik wasiatku ini.." kata pemuda itu.

Abu Qudamah mengatakan, sungguh demi Allah, tidak kuasa menahan tangisku. Aku teringat akan segala kebaikannya, sekaligus sedih akan ibunya yang tinggal di Raqqah. Tahun lalu ia dikejutkan dengan kematian suami dan saudara-saudaranya, lalu sekarang dikejutkan dengan kematian anaknya.

Aku menyingsingkan sebahagian kainku lalu mengusap darah yang menutupi wajah pucatnya itu. Ketika ia merasakan sentuhanku ia berkata, "Pak cik.. usaplah darahku dengan pakaianku, dan jangan engkau usap dengan pakaianmu."

Demi Allah, aku tidak kuasa menahan tangisku dan tidak tahu harus berkata apa. Sesaat kemudian, anak muda itu berkata dengan suara yang lemah, "Pak cik.. berjanjilah bahawa sepeninggalku nanti engkau akan kembali ke Raqqah, dan memberi khabar gembira bagi ibuku bahawa Allah telah menerima hadiahnya, dan bahawa anaknya telah gugur di jalan Allah dalam keadaan maju dan pantang berundur. Sampaikan pula kepadanya jikalau Allah menakdirkanku sebagai syuhada, akan kusampaikan salamnya untuk ayah dan baba saudaraku di jannah.

Pak cik.. aku khawatir kalau nanti ibu tidak mempercayai ucapanmu. Maka ambillah pakaianku yang berlumuran darah ini, kerana bila ibu melihatnya ia akan yakin bahawa aku telah terbunuh, dan insyaaAllah kami bertemu kembali di jannah.

Pak cik.. setibanya engkau di rumahku, akan engkau temui seorang gadis kecil berumur sembilan tahun. Ia adalah adikku.. tidak pernah aku masuk rumah kecuali ia menyambutku dengan keceriaan, dan tidak pernah aku pergi kecuali diiringi isak tangis dan kesedihannya. Ia begitu terkejut ketika mendengar kematian ayah tahun lalu, dan sekarang ia akan terkejut mendengar kematianku.

Ketika melihatku mengenakan pakaian safar ia berkata dengan berat hati, "Abang.. jangan engkau tinggalkan kami lama-lama.. segeralah pulang.. !!"

Pak cik.. jika engkau bertemu dengannya maka hiburlah hatinya dengan kata-kata yang manis. Katakan kepadanya bahawa abangmu mengatakan, "Allah-lah yang akan menggantikanku mengurusmu."

Abu Qudamah melanjutkan, "Kemudian anak muda itu berusaha menguatkan dirinya, namun nafasnya mulai sesak dan kata-katanya tidak jelas. Ia berusaha kedua kalinya untuk menguatkan dirinya dan berkata,

"Pak cik.. demi Allah, mimpi itu benar.. mimpi itu sekarang menjadi kenyataan. Demi Allah, masa ini aku benar-benar sedang melihat al-Mardhiyyah dan mencium bau wanginya."

Lalu pemuda itu mulai sekarat, dahinya berpeluh, nafasnya tersekat-sekat dan kemudian wafat di pangkuanku."

Abu Qudamah berkata, "Maka kulepaskan pakaiannya yang berlumuran darah, lalu kuletakkan dalam sebuah bekas, kemudian kukebumikan dia. Selesai mengebumikannya, keinginan terbesarku ialah segera kembali ke Raqqah dan menyampaikan pesannya kepada ibunya.

Maka akupun kembali ke Raqqah. Aku tidak tahu siapa nama ibunya dan dimana rumah mereka.

Tatkala aku menyusuri jalan-jalan di Raqqah, terlihat olehku sebuah rumah. Di depan rumah itu ada gadis kecil berumur Sembilan tahun yang berdiri menunggu kedatangan seseorang. Ia melihat-lihat setiap orang yang lalu di depannya. Setiap kali melihat orang yang baru pulang dari bepergian ia bertanya, "Pak cik.. Anda datang dari mana?"

"Aku datang dari jihad," kata lelaki itu.
"Kalau begitu abangku ada bersamamu..?" tanyanya.
"Aku tidak kenal, siapa abangmu..?" kata lelaki itu sambil berlalu.

Lalu melintaslah orang kedua, dan tanyanya, "Akhi, Anda datang dari mana?"
"Aku datang dari jihad," jawabnya.
"Abangku ada bersamamu?" tanya gadis itu.
"Aku tidak kenal, siapa abangmu..?" kata lelaki itu sambil berlalu.

Lalu melintasalah orang ketiga, keempat, dan demikian seterusnya. Lalu setelah putus asa menanyakan saudaranya, gadis itu menangis sambil tertunduk dan berkata, "Mengapa mereka semua kembali tetapi abangku tidak kunjung kembali?"

Melihat ia seperti itu, akupun datang menghampirinya. Ketika ia melihat kesan-kesan safar padaku dan beg yang kubawa, ia bertanya, "Pak cik.. Anda datang dari mana?"
"Aku datang dari jihad," jawabku.
"Kalau begitu abangku ada bersamamu?" tanyanya.

"Dimanakah ibumu?" tanyaku.
"Ibu ada di dalam rumah," jawabnya.
"Sampaikan kepadanya agar ia keluar menemuiku," perintahku kepadanya.

Ketika perempuan tua itu keluar, ia menemuiku dengan wajah tertutup pakaiannya. Ketika aku mendengar suaranya dan ia mendengar suaraku, ia bertanya, "Hai Abu Qudamah, engkau datang hendak mengucapkan takziah atau memberi khabar gembira?"

Maka tanyaku, "Semoga Allah merahmatimu. Jelaskanlah kepadaku apa yang engkau maksud dengan ucap takziah dan khabar gembira itu?"

"Jika engkau hendak mengatakan bahawa anakku telah gugur di jalan Allah, dalam keadaan maju dan pantang berundur bererti engkau datang membawa khabar gembira untukku, kerana Allah telah menerima hadiahku yang telah kusiapkan untuk-Nya sejak tujuh belas tahun silam.

Namun jika engkau hendak mengatakan bahawa anakku kembali dengan selamat dan membawa ghanimah, bererti engkau datang untuk bertakziah kepadaku, kerana Allah belum berkenan menerima hadiah yang kupersembahkan untuk-Nya," jelas si perempuan tua.

Maka ku katakan, "Kalau begitu aku datang membawa khabar gembira untukmu.
Sesungguhnya anakmu telah terbunuh fi sabilillah dalam keadaan maju dan pantang mundur. Ia bahkan masih menyisakan sedikit kebaikan, dan Allah berkenan untuk mengambil sebahagian darahnya hingga ia redha."

'Tidak!, kurasa engkau tidak berkata jujur," kata si ibu sambil memandang kepada bekas yang kubawa, sedang puterinya menatapku dengan tenang.

Maka ku keluarkanlah isi beg tersebut, kutunjukkan kepadanya pakaian puteranya yang berlumuran darah. Nampak serpihan wajah anaknya berjatuhan dari kain itu, diikuti titisan darah yang bercampur beberapa helai rambutnya.

"Bukankah ini adalah pakaiannya.. dan ini serbannya.. lalu ini seluarnya yang engkau kenakan kepada anakmu sewaktu berangkat berjihad..?" kataku.
"Allaahu Akbar..!!" teriak si ibu kegirangan.

Adapun gadis kecil tadi, ia justru meraung seperti histeris lalu jatuh terkulai tidak sedarkan diri. Tidak lama kemudian ia mulai merintih, "Aakh..! aakh..!"

Si ibu merasa cemas, ia bergegas masuk kedalam mengambil air untuk puterinya, sedang aku duduk di samping kepalanya, menjiruskan air kepadanya.

Demi Allah, ia tidak sedang merintih.. ia tidak sedang memanggil-manggil abangnya. Akan tetapi ia sedang sekarat!! Nafasnya semakin berat.. dadanya kembang kempis.. Lalu perlahan rintihannya terhenti. Ya, gadis itu telah tiada.

Setelah puterinya tiada, ia mendakapnya lalu membawanya ke dalam rumah dan menutup pintu di hadapanku. Namun sayup-sayup terdengar suara dari dalam, "Ya Allah, aku telah merelakan kepergian suamiku, saudaraku, dan anakku di jalan-Mu. Ya Allah, kuharap Engkau meridhaiku dan mengumpulkanku bersama mereka di jannah-Mu."

Abu Qudamah berkata, "Maka kuketuk pintu rumahnya dengan harapan ia akan membukakan. Aku ingin memberinya sejumlah wang, atau menceritakan kepada orang-orang tentang kesabarannya sehingga kisahnya menjadi teladan. Akan tetapi sungguh, ia tidak membukanya untukku ataupun menjawab seruanku.

"Sungguh demi Allah, tidak pernah kualami kejadian yang lebih menakjubkan dari ini," kata Abu Qudamah mengakhiri kisahnya

Lihatlah, bagaimana si ibu mengorbankan segala yang ia miliki demi mengharapkan kebahagiaan ukhrawi. Ia memerintahkan anaknya untuk berjihad fi sabilillah demi keridhaan Ilahi. Maka bagaimanakah nasib para pemalas seperti kita. Apa yang telah kita korbankan demi keridhaan-Nya?"

Sumber: al-Musytaaquuna ilal Jannah

Hukum-Hukum Tentang Mati Syahid

Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin terbunuh di jalan Allah kemudian dihidupkan kembali, kemudian terbunuh kemudian dihidupkan lagi, kemudian terbunuh kemudian dihidupkan lagi kemudian terbunuh. (HR. Al Bukhari)


Mengharap dan mencari syahid adalah bentuk amalan yang paling utama. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pun sangat berharap agar mati syahid:

Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin terbunuh di jalan Allah kemudian dihidupkan kembali, kemudian terbunuh kemudian dihidupkan lagi, kemudian terbunuh kemudian dihidupkan lagi kemudian terbunuh.

     HR Al-Bukhari (2797).

Sebagaimana juga dalam hadits Sahl bin Hanif bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Barang siapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan jujur, Allah akan menempatkannya dalam kedudukan orang-orang yang mati syahid meski ia mati di atas kasurnya.

      HR Muslim (5039).

Dibenarkan menyebut syahid kepada setiap mujahid yang terbunuh di jalan Allah berlandaskan pada keadaan lahiriah dan mengembalikan segala yang tersembunyi hanya kepada Allah.

      Hadits yang berbunyi:

Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali hutang.

      HR Muslim (4991).





Hadits ini dan juga hadits-hasits lainnya yang senada tidak bisa difahami secara mutlak tetapi ada beberapa pengecualian. Yaitu; orang yang telah menunjuk seorang wakil untuk menunaikan hutangnya, yang meninggalkan tebusan untuk hutangnya dan yang berniat untuk melunasi hutangnya. Ini sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para ulama Fikih.

Pemahaman yang benar tentang batasan kawasan perang adalah satu kawasan perang yang terjadi pertempuran di dalamnya. Bahkan batasannya tidak hanya terbatas pada satu kawasan saja. Ia bisa membentang sampai ratusan ribu mil. Ini karena jangkauan persenjataan modern yang sangat luas yang biasa dikenal dengan pentas operasi, baik itu udara, laut maupun darat.

Dibenarkan bahwa setiap muslim yang terbunuh di tangan orang-orang kafir adalah syahid.
Demikian pula para ulama sepakat bahwa setiap muslim yang membunuh diri tanpa sengaja atau dibunuh temannya muslim tanpa sengaja dalam pertempuran tetap disebut syahid.

Bila ditemukan satu jasad dalam pertempuran dan padanya tidak anda tanda apapun yang dapat menunjukkan tentang kematiannya maka yang rajah ia tetap disebut sebagai syahid dalam pertempuran. Denikian pendapat mazhab Syafi'i, Maliki dan satu riwayat dari imam Ahmad.

Para ulama empat mazhab bersepakat bahwa orang syahid dalam pertempuran tidak disyaratkan harus terbunuh dengan senjata tertentu. Namun yang menjadi syarat adalah terbunuh karena disebabkan musuh.

Jumhur ulama sepakat bahwa orang syahid dalam pertempuran tidak perlu dimandikan.
Para ulama Fikih sepakat bahwa mengafani orang yang syahid cukup dengan pakaian yang dikenakan ketiaka ia syahid itu disyariatkan. Dan yang rajih tidak boleh melepaskan pakaian tersebut dan menggantinya dengan selainnya.

Orang yang syahid apabila pakaiannya terampas dalam pertempuran maka ia harus dikafani sebagaimana orang yang meninggal pada umumnya.

Jumhur ulama berpendapat bahwa semua yang dipakai oleh orang yang syahid dilepas kecuali pakaian. Maka senjata, baju besi atau penangkal peluru harus dilepas.

Tentang menshalatkan orang yang syahid, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Yang dibenarkan dalam persoalan ini adalah dipersilakan memilih antara menshalatkannya atau tidak. Karena kedua pendapat tersebut sama-sama ada atsar yang melandasinya.

Orang yang syahid dikebumikan di tempat ia terbunuh bila memungkinkan. Namun bila tidak memungkinkan entah karena khawatir jasadnya akan dicuri, dibakar atau dicincang maka boleh memindahkannya ke tempat yang lain.

Ya Allah aku memohon kepada-mu kehidupan bahagia, mati syahid dan kemenangan atas musuh.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Saudara kalian Abdullah bin Muhammad Al-Manshur (1426 H)

Bohong yang dibenarkan


Definasi bohong:

“Menyatakan sesuatu yang menyalahi perkara sebenar, samada senghaja atau tersalah.” (kitab Misbahul Munir)

Hukum Bohong

Hukum Asal bagi bagi bohong adalah haram menurut al-Quran, Sunnah dan Ijmak Ulama.
Firman Allah swt:

“Dan janganlah kamu berkata dusta mengikut sedap mulut kamu ini halal dan yang ini haram untuk mereka2 pembohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang2 yang mereka2 pembohongan terhadap Allah tidak berjaya.” ( 116 : an-Nahl)

Ibnu Mas’ud meriwayatkan , Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya pembohongan membawa kepada kejahatan. Kejahatan membawa kepada neraka. Sesungguhnya seorang lelaki yang selalu bercakap bohong sehingga ditulis disisi Allah sebagai org yg sgt pembohong.” (Hr Bukhari dan Muslim)

Nabi saw bersabda:

“Besar pengkhianatan sekiranya kamu menceritakan satu cerita kepada saudaramu seIslam dengan keadaan dia mempercayai cerita itu sedangkan kamu berdusta.” (Hr Abu Daud – Imam Nawawi mendaifkan hadis ini)

Ijmak (sepakat) para ulama mengatakan haramnya berbohong.

Bohong yg dibenarkan
Pengarang kitab Mausuah al-Feqh (jilid 24/ms205) berkata:

“Kadang2 bohong adalah perkara yg diharuskan atau diwajibkan. Ucapan adalah perantara bagi tujuan. Setiap tujuan yang mulia yang boleh dihasilkan tanpa bohong maka haram berbohong. Sekiranya tujuan yang mulia itu tidak terhasil melainkan dgn berbohong maka harus berbohong. Sekiranya tujuan itu diharuskan maka berbohong menjadi harus dan jika tujuan itu wajib maka wajib berbohong. Contohnya menjaga darah orang Islam adalah wajib. Jika bercakap benar boleh menyebabkan tumpahnya darah orang Islam yang bersembunyi dari orang zalim, maka wajib berbohong. Wajib berbohong dalam hal ini sekiranya tidak diketahui terbongkar pembohongannya yang mengakibatkan kemudaratan yg lebih besar.”




Dalil kepada pengharusan ini adalah hadis Rasulullah saw yg diriwayatkan oleh Ummu Kalsum ra:

ليس الكذاب الذي يصلح بين الناس فينمي خيرا أو يقول خيرا

“Bukanlah orang yang berbohong itu yang mendamaikan diantara manusia yang menyebabkan berkembangya kebaikan atau berkata perkara yang baik.” (Hr Bukhari dan Muslim)

Ummu Kalsum ra juga meriwayatkan hadis Rasulullah saw:

“ Aku tidak pernah mendengar Rasulullah saw membenarkan manusia untuk berbohong melainkan dalam 3 perkara 1. Peperangan 2. Mendamaikan manusia 3. Cerita lelaki kepada isterinya dan sebaliknya.” (Hr Muslim)

Ulama juga membenarkan untuk tidak mengakui kesalahan yang tersembunyi yg dilakukan seperti zina pada masa lalu. Orang tersebut hendaklah bertaubat ke Allah dan menyembunyikan. Apabila ada pihak berkuasa bertanya dia boleh mengingkarinya. Rasulullah saw bersabda:

“Hendaklah kamu menghindari perkara keji yang dilarang oleh Allah. Sesiapa yang telah melakukannya hendaklah dia menutupnya dan bertaubat kepada Allah. Sesungguhnya sesiapa yang kesalahannya diketahui maka kami akan melaksanakan hukum berdasarkan Kitab suci al-Quran.” (Hr Hakim – dihukum sahih oleh Hakim dan azZahabi).